Sabtu, 20 September 2014

Bangunan Saksi Sejarah Kubu Raya


                                                   Melihat  Syarif Al Idrus dan Istanya
Catatan sejarah mengenai Kubu Raya seperti tertinggal pada satu bangunan tua berupa istana yang didirikan oleh Syarif Al Idrus, seorang penyebar agama Islam dari Ar-Ridha Trim Hadramaut. Syarif yang mengarungi lautan bersama 45 orang rekan dan tiba di Kubu Raya pada 17 Ramadhan 1144 Hijriah (1720M).

Rombongan Syarif Al Idrus sempat berlabuh di Palembang, Semarang, Sukadana dan Mempawah. Akhirnya, mereka  mendirikan perkampungan baru di daerah Suka Pinang.

Kampung ini juga di diami penduduk Dayak dan berkembang pesat dibidang perdagangan. Kemudian kampung ini di pindahkan ke daerah Kubu saat ini,

Nama Kubu sendiri diambil karena saat itu memang dibangun Kubu pertahanan dari kayu dan galian tanah, untuk menghindari musuh dan gangguan dari bajak laut.

Benteng pertahanan ini cukup ampuh menahan serangan musuh, sehingga penduduknya menjdi lengah dengan kekuatan bentengnya. Suatu ketika, raja Syarif Id idrus tewas akibat serangan ta kerajaan siak.

Putra mahkota, Syarif Muhammad, menduduki tahta dan melanjutkan pengakuan pada pemerintahan Belanda, seperi yang dilakukan Syarif Id Idrus.

Saudara kandungnya, Syarif Alwi bin Id Idrus, menyatakan tidak setuju atas kejadian tersebut dan meninggalkan kota Kubu menuju gunung Ambawang. Bersama rombongannya.

Secara terang-terangan ia mengibarkan bendera Inggris sebagai pernyataan menentang Belanda. Syarif Alwi dikejar-kejar Belanda, hingga ia sampai dan mendiami daerah jajahan Inggris di Serawak.

Sementara itu kerajaan kerajaan Kubu tetap di bawah jajahan Belanda. Raja terakhir Kubu, Syarif Hasan, pada zaman Jepang diangkat menjadi ketua bestuur Komite.

Setelah Jepang bertekuk lutut pada sekutu, Syarif Hasan dipilih rakyat menjadi self Bestuur kerajaan Kubu pada 1949-1958. Kerajaan Kubu kemudian berakhir dan diserahkan kepada Pemerintahan Republik Indonesia.

Bangunan istana ini menjadi saksi sejarah yang merekam jejak perkembangan Kubu Raya. Lokasi istana berada di kecamatan Kubu dan Teluk Pakedai.




Meski tampak sudah rapuh, arsitektur bangunan masih menampilkan kejayaan istana, yang menjadi daya pikat bagi para pelancong yang datang. Kebanyakan dari etnis Melayu, yang sering berkunjung dan berziarah ke situs wisata bersejarah di kerajaan Kubu itu.

Istana ini juga menjadi satu situs sejarah yang tertua dan mampu mengundang para peneliti sejarah dari luar negeri. Terutama mereka yang ingin melihat perkembangan agama Islam dan budaya Melayu. 

(Sumber: Koran Pemred Pontianak edisi selasa 16 September 2014)



Share: