Sabtu, 07 Maret 2015

Budaya Ulang Tahun

Sebuah tulisan yang kubuat pada hari ini adalah mengenai tentang rentang usiaku sebenarnya. Menurut orang tuaku, aku dilahirkan pada tanggal 17 mei 1993 sedangkan di ijazah tercatat 17 Mei 1992. Sungguh sebuah kesalahan yang fatal, apabila terjadi kesalahan pada saat penulisan tanggal dan tahun lahir. Tapi adalah sebuah masa lalu yang tak perlu dipermasalahkan dan bagiku, itu sama saja, kan selisihnya hanya satu tahun, jadi tak mengapa kan.

 Dan ulang tahun adalah sebagai pengingat bahwa umur kita semakin berkurang. Seharusnya bukan untuk dipesta porahkan dan tetap saja kita selalu mengingat hari ulang tahun kita karena itu adalah hari istimewa bagi semua orang dan tak terkecuali diri ini yang menulis kata-kata di blog pribadi saya yang sederhana ini.

Betapa banyak orang yang begitu bahagia dan merasa begitu senang dengan ulang tahun kelahirannya dan itu memang wajar dan adakalanya berpesta sewajar-wajarnya saja. Itu semua merupakan salah satu bukti rasa syukur kita kepada Allah SWT atas pemberian nikmat sehat dan umur kepada hamba-Nya yang selalu bersyukur. Dan begitu banyak orang yang ngucapin selamat ulang tahun baik itu dari SMS, pesan dari Facebook dan lain sebagainya juga tak kalah pentingnya adalah bentuk perayaan dalam sebuah pesta ulang tahun

Adalah sebuah hal yang begitu menarik bila kita bisa dapat melakukan dan melaksanakan apa yang bisa kita lakukan dalam hal segala apapun. Begitu juga untuk menjaga dan melestarikan dan menjaga segala budaya kita. Hendaknya kita selalu menjaga dan melestarikan segala macam budaya yang ada disekitar kita, tak boleh ada orang asing yang berani mengaku sebagai milik nya.

Pada saat ketika pergi dari kampus, untuk mengikuti pembekalan lomba pioner di Kota Palu nanti yang akan disampaikan oleh Dr Yusriadi sebagai pembina Club Menulis IAIN Pontianak. Betapa tak menyangkanya diri ini bila bisa dipercaya sebagai peserta yang akan direkomendasikan ke Palu nanti. Itulah aku dengan segala kekurangan diriku. Merasa minder, sudah pasti dimana segala persiapan dan kemampuan belumlah maksimal untuk lommba nanti. Tapi itu, bukanlah halangan yang harus ditakutkan, selama masih ada waktu untuk memperbaiki dan memantaskan diri, selama itu pulalah aku akan berusaha sekuat hati, pikiran dan segala upaya doa kulakukan untuk membawa nama IAIN Pontianak nanti kelak.

Harapnya, semoga saja ini nanti bisa membuat orang tuaku bangga dengan segala prestasi yang aku buat nanti. Bersama harapku pada kedua orang tua semoga saja mereka selalu mendoakan anaknya ini yang selalu meminta untuk di doakan olehnya. 


Share: 

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda