Rabu, 18 November 2015

Hujan


Hembusan angin musim hujan, mengalir menerpa di tepian gang-gang. Angin itu lalu, menyebar menciptakan kesejukan di sepanjang jalan. Hujan turun semakin deras. Suasana semakin terasa magis.


Selain keindahan, kota khatulistiwa ini memiliki sejarah yang sangat menakjubkan. Apalagi kalau kisah tentang larinya hantu kuntilanak yang diusir dengan meriam oleh Sultan Pontianak dan para kawan-kawannya.

Pepohonan di belakang rumah tampak mengigil. Pohon-pohon itu seperti sekarat dalam kedinginan di musim penghujan. Angin menggoyangkan ranting dan dahannya. Dedaunan pohon itupun berguguran kemana-mana. Ah, itulah yang ku lihat di suasana waktu ini. dingin menerpa. Pulang kehujanan.

Sore ini hujan sangat deras. Aku terpaksa pulang dengan badan basah kuyup. Dingin menyelimuti seluruh badan. Sudah menjadi kebiasaan setiap waktu hujan kala sore tiba, aku sengaja pulang dalam hujan. Sengaja berbasah-basah menikmati rintik hujan. Ini memang sudah menjadi kegemaranku mandi dalam hujan. Walau tidak seperti masa kecil dulu, tapi apa salahnya melawan hujan yang deras tersebut.

Hujan selalu membawa cerita sendu di setiap tetesnya. Di sana, awan hitam menggelantung dengan muram siap menumpahkan isinya. Hujan memiliki peran mengenai arti kesendirian, pengharapan, dan setiap tetes air mata.
Share: 

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda