Rabu, 18 November 2015

Ternyata Semua Itu Kutemukan Disini

         
Mengikuti sebuah pelatihan karya tulis ilmiah adalah hal yang tidak disangka sebelumnya. Dalam artian, sungguh ini hanya kebetulan saja dan tidak direncanakan untuk mengikutinya sebelumnya. Hal yang pertama mendasari saya untuk mengikuti pelatihan karya tulis ilmiah ini adalah karena diajak oleh Sumama spontan saja mau mengikuti pelatihan tersebut apalagi terdengar berita di telinga saya bahwa di Club Menulis IAIN Pontianak ini akan dilaksanakan tes untuk mencari mahasiswa yang bisa menulis karya ilmiah dan akan di ikut lombakan di kota Palu Sulawesi tengah nanti. Dengan akan dilaksanakan tes pioner di Palu nanti, maka ramailah para anggotan Club Menulis ini mengikuti pelatihan karya tulis ilmiah tersebut. Sebelum dilaksanakan tes pioner, terlebih dahulu dilaksanakan pelatihan tadi.


Mengawali penulisan spesial momen ini ada hal-hal yang ingin saya sampaikan. Pertama, izinkanlah saya untuk mengungkapkan rasa penyesalan kepada Club Menulis. Menyesal bukan berarti karena masuk di Club Menulis tapi penyesalan itu kenapa tidak dari dulu ketika saat pertama masuk di IAIN. Kedua, walaupun sudah lama tahu tentang Club Menulis, tapi tidak semerta merta saya mau ikut bergabung di Club ini. Tahu dari beberapa media koran lokal yang sering memberitakan tentang Club Menulis ini, dimana pada lembaga ini mempunyai semangat dalam mengampanyekan kepenulisan.

Mempunyai hobi membaca dari SD tidaklah membuat ku begitu mudah tertarik kepada dunia kepenulisan. Apalagi menjadi seorang penulis. Pokoknya asal membaca buku apa saja pasti ku lahap dengan beringas. Namun, hasrat untuk menjadi penulis itu ketika saat masih duduk di kelas dua SMA. Ya, memang pada saat itu, selama ketika masih sekolah niat untuk menjadi seorang penulis sangatlah besar. 

Berawal dari kabar dari kepala sekolah tempatku belajar. Ibu kepala sekolah berkata pada saat sesi apelan pagi untuk semua murid setiap paginya. Beliau memberikan informasi bahwa ada seminar atau semacam launching buku. Besok minggu pagi jam delapan di hotel Aston Pontianak. Spontan dalam hati ingin saja ikut dalam seminar tersebut. Akhirnya niat untuk menyaksikan seminar tersebut terwujud.

Singkat cerita, dipagi harinya di hotel Aston Pontianak. Ramai anak-anak para remaja yang ternyata seusiaan dengan saya datang mengikuti seminar tersebut. Pendaftaran yang hanya dikenakan biaya Rp 25 ribu saja dengan diberi bonus satu buah buku. Buku itu berjudul The Magic of reading. Sebuah buku yang begitu menginspirasi. Apalagi saya orangnya memang suka membaca. Sungguh semakin senang bila mendapatkan buku baru. Seminar tersebut mengisayaratkan bahwa pentingnya dalam sebuah pembelajaran. Membaca adalah hal yang sangat penting. Dengan membaca kita bisa menikmati berbagai macam keindahan alam dan kehidupan sosial pada masa lalu maupun peristiwa masa kini yang selalu up date. Maka dari itulah, dari membaca maka hendaknya ditulis hingga saat itulah niat untuk menulis dimulai.

Masih duduk dibangku sekolah menengah atas saya sudah mengetahui Club ini. Sebab saya biasa menyempatkan diri untuk melihat pameran buku-buku yang ditulis oleh anggota Club ini. Sambil mencari bagaimana cara untuk membuat sebuah tulisan kita yang bisa dibukukan. Mencari kemana-kemiri tak juga diketemukan. Sungguh kebingungan yang tiada tara. Dalam hal ini, belumlah menemukan tempat yang pas dalam membantu untuk saling menulis. Saling memberi semangat dan motivasi demi terwujudnya insan yang akademis.

Ternyata semua itu kutemukan disini. Disinilah wadah untuk mencurahkan hasil pemikiran saya supaya bisa dijadikan sebuah buku. Benar kata orang lain, jika ingin menjadi seorang penulis maka dekat-dekatlah dengan penulis dan jika ingin menulis maka perbanyak-banyaklah membaca buku karena penulis yang baik itu adalah pembaca yang baik pula.

Tahun 2014 lah niat untuk bergabung semakin menggebuh-gebuh dan semangat itu kian membara walaupun pada saat pendaftarannya tidak disediakan yang namanya stand pendaftaran dimana kita sendiri yang harus berusaha sendiri mencari tahu dan informasi yang disediakan pada papan pengumuman di kampus. Sesuatu yang merepotkan tapi begitu mengesankan bila diingat. Mencari-cari dimana tempatnya dan dimana mengambil formulir serta harus dikumpulkan dimana formulir itu. Dan tak pernah saya lupakan adalah pada waktu itu, penasaran saja bagaimana caranya dalam percetakan buku. Ya saya ingin tahu bagaimana caranya proses percetakan buku itu bagaimana. Barulah disini sudah lumayan tahu bagaimana cara percetakan buku itu bagaimana.

Sebab, karena Club inilah saya benar-benar merasakan ada hal yang berbeda. Tapi kini saya sudah merasakan manfaat dari menulis itu apalagi setelah mengikti pelatihan karya tulis ilmiah. Bayangkan, saya sudah masuk semester lima tapi belum tahu membuat tulisan makalah yang tepat. Dan tepatnya datang setelah bergabung di Club Menulis. Inilah cerita ringkas ketika mengikuti pelatihan karya tulis ilmiah ataupun ketika sedang mengikuti seleksi bakal mengikuti ke Palu nanti.

Untuk dapat menjadi penulis yang produktif, giat berlatih adalah kunci utamanya. Semakin terlatih seseorang dalam menulis, maka akan semakin lancar dan produktif ia dalam berkarya. Menulis juga harus memiliki visi dan misi. Tujuan menulis yang dapat memberikan manfaat bagi yang membacanya adalah hal yang begitu mulia. Benar-benar diajarin bagaimana cara menulis yang baik dan bermanfaat. 

Apalah artinya bila memiliki ide dan gagasan yang besar bila tak ada orang yang tahu dengan ide dan gagasan tersebut. Cara yang bisa dilakukan untuk menyampaikan ide dan gagasan itu bisa melalui tulisan karena tulisan akan tetap terjaga selama kita tetap menjaga tulisan itu. Menulis adalah pekerjaan abadi. Jika ingin abadi maka teruslah menulis.Dalam sebuah rencana memang harus kita pikirkan matang-matang. Dan itu memang adalah sebuah kenyataan yang harus dijalani dan inilah awal dari sebuah rencana dan dalam itu semua adalah memang pernah dipikirkan dalam sebuah rencanaku kedepannya. Pada saat pertama kali mengikuti pelatihan kepenulisan karya ilmiah adalah yang dipikirkan saat itu adalah bagaimana cara membuat dan menulis makalah dengan baik dan benar, itu saja. Sebenarnya dalam hati terbesit penyesalan yang begitu dan tak mungkin bisa diungkapkan pada tulisan ini. 

Mengikuti pelatihan karya tulis ilmiah adalah pengalaman yang begitu berharga bagiku dikarenakan langsung dibimbing oleh pembimbing yang yang berkompeten. Bayangkan saja, saya sudah semester lima tapi belum bisa untuk bagaimana cara menulis makalah, mengutif buku yang benar dan cara kepenulisan yang benar itu bagaimana dan setelah beberapa pekan mengikuti pelatihan ini. Dan alhamdulillah manfaat yang dirasa begitu besar dimana kita ddigenjot secara sungguh-sungguh untuk membuuat makalah hanya dalam beberapa 6-7 jam. Membayangkannya saja tidak mungkin, tapi itulah kenyataannya.Selama ini saya berpikir menulis makalah itu butuh beberapa   minggu untuk menyelasaikannya tapi kini bayangkan, hanya beberapa jam saja sudah mampu membuat makalah. Mungkin kalau saya tidak masuk di Club Menulis saya bakalan belum mendapat tentang bagaimana menulis makalah yang baik dan benar itu bagaimana.
Apalagi selama studi pada jurusan Ekonomi Islam tidak ada yang namanya mata kuliah Karya Tulis Ilmiah. Adapun tapi itu hanya sebatas matrikulasi yang berkisar hanya tiga bulanan saja tapi saya rasa itu kurang efektif dimana saya belum menemukan pengajar yang tepat untuk saya. Ya, sunggguh belum paham apa yang diajarkan pada saat matrikulasi itu. Belum lagi ditambah dosennya yang juga terkadang tidak masuk kelas. Dengan tidak membanding-bandingkan dosen, dengan Pak Yus lah saya baru bisa memahami semua itu. Tak lupa ucapan terimakasih kepada Sumama, si mentor Dhilla dan kawan-kawan di Club Menulis terimakasih untuk sebuah suport dan motivasinya. 

Dan hal yang begitu mengesankan adalah kita dipacu untuk terus bagaimana mengembangkan cara berpikir dan nalar kepenulisan kita. Dan itu saya rasakan betul, betapa hebatnya sebuah pelatihan ini. Sebuah resolusi tentang bagaimana menulis yang baik dan benar sudah saya dapatkan dan disinilah tempatnya. Dari kebersamaan yang begitu mengesankan baik yang dari mengikuti pelatihan karya ilmiah maupun yamg lagi sedang mengikuti seleksi yang bakal ke Palu nanti merupakan sebuah cara yang efektig untuk menuai rasa kebersamaan antar sesama teman-teman. Adalah hal yang begitu menarik apabila kita tetap bisa dan membudayakan kepenulisan. Menulis bukan hanya sekedar hobi tapi menulis adalah sebuah gaya hidup dan kebutuhan yang harus ada dalam diri insan yang cinta terhadap dunia kepenulisan. Itulah yang harus dimiliki oleh insan yang hobi menulis.

Ketika pertama kali mendaftar gabung di Club saya merasa bingung dengan panitia penerimaan anggota baru di Club Menulis ini, dimana yang tersedia hanya poster yang bertulis penerimaan saja namun tidak ada stand atau tempat khusus mendaftar. Kita hanya disuruh daftar lewat sms kemudian diminta untuk mengambil sendiri formulir pendaftarannya. Bukan itu saja, tapi untuk mencari formulirnya ketika saya harus melalui dari beberapa orang baru kemudian saya dapatkan formulir pendaftarannya.

Banyak juga ternyata yang bergabung di Club Menulis tahun ini tidak terkecuali anak semester lima Ekonomi Islam dan yang paling terbanyak adalah mereka teman sekelasan saya. Ternyata mereka diam-diam masuk juga. Saya pikir, hanya saya saja sendiri dari semester lima. Dan ternyata ada juga anak Ekonomi Islam dari kelas lain yang satu angkatan dengan juga.

Hari demi hari dijalani dan aku selalu aktif mengikuti setiap kegiatan di Club. Buat buku bersama ada walaupun masih satu, dan sekarang lagi menyelesaikan buku pribadi, tulisan pendek yang menceritakan tentang kampung ku sendiri yang bernama Sepok Laut. Menulis adalah hobi ketika masih duduk dibangku sekolah menengah atas dulu. Dan kini wadah untuk menyalurkan hobi itu sudah ada. Tinggal saya saja yang bagaimana untuk memanfaatkan segala fasilitas yang ada. Ternyata menulis begitu mengasyikan juga walaupun beberapa tulisan saya banyak belum dipahami oleh orang yang membacanya namun akan saya coba untuk tetap selalu berusaha bagaimana cara menghasilkan tulisan yang enak dibaca dan bermanfaat bagi orang.

Menulis adalah sebuah seni. Untuk itu, perlu nya sebuah tulisan sebagai pengingat kisah-kisah kita dan cerita-cerita tentang kehidupan ini. Banyak para Nabi dan Rasul maupun para filsuf-filsuf yang namanya masih abadi hingga saat ini dan masih dikenang dengan kemahiran dan keterampilannya karena karyanya yang masih dikenang itu karena melalui sebuah tulisan. Pun tokoh agama, pejuang-pejuang zaman dahulu mereka masih bisa kita ketahui olehnya sebuah tulisan yang selalu mengabadikan keberadaan mereka semua. Bahkan ada yang berkata menulis adalah bekerja untuk keabadian. Tulisan kan mampu menembus waktu dan ruang dan bisa dibaca kapan dan dimanapun orang berada walaupun yang menulis telah tiada namun pemikirannya masih bisa dilihat dan dibaca oleh semua orang.

Berbeda dengan niat yang ternyata ingin cepat-cepat menyelesaikan kuliah. Kuliah kelar namun tak ada karya yang cukup dibanggakan tentu akan sangat sayang sekali. Dimana kita diciptakan dengan berbagai macam potensi yang ada namun tidak dioptimalkan dengan sebaik mungkin maka semua itu akan sia-sia.



Share: 

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda