Selasa, 29 Desember 2015

Jadi Orang Sambas (KKL 9)

Hari pertama memang belum biasa. Teman-teman juga merasakan hal yang demikian. Ada yang tidak betah dan ada yang terlihat biasa-biasa saja. Karena selain mereka ada yang belum terbiasa meninggalkan rumah, namun begitu banyak yang sudah rileks dan santai di hari pertama datang pada agenda Kuliah Kerja Lapangan (KKL). 

Kelompok kami yang gokil.

Nah inilah mental kami diuji, karena sudah barang tentu, di tempat yang kami tempati ini, mau tidak mau kami harus beradaptasi dengan warga setempat. Karena selain ditugaskan dari  kampus, yaitu suatu kegiatan yang harus wajib diikuti bagi mahasiswa reguler IAIN Pontianak. KKL 2015, ditempatkan cukup jauh, di Paloh, Sambas. Ada juga sebagian di Kabupaten Bengkayang, yaitu di Pulau Lemukutan.

Dan mahasiswa yang KKL yang ditempatkan terbanyak hampir 70% di Kecamatan Paloh Sambas. saya dan kawan-kawan cukup senang bisa dapat lokasi KKL disana. Karena, ada beberapa hal yang sangat ingin saya kunjungi jika saya berada di Paloh.

Pertama adalah, terkait dengan kebudayaan disana. Saya benar-benar ingin lebih dalam mengetahui tentang kebudayaan Sambas. coba kita saksikan, mana ada budaya yang unik selain Sambas. walau tidak menutup kemungkinan ada yang lain. Tapi saya rasa inilah, yang unik dan masih sangat erat memegang tradisi leluhur. Masyarakat Sambas selain religius, mereka juga ikut dalam mempertahankan kearifan lokal budayanya.



Kedua adalah, kalo saya ingin ke Temajok dan Telok Melano Malaysia, hehe (sampai juga ke luar negeri), yang kata orang-orang memiliki pantai yang indah dan hutan yang masih terjaga. Alhamdulillah, keinginan saya terwujud juga berkat KKL Integratif 2015 IAIN Pontianak. Kalo tidak ada KKL, entah kapan dan saya tidak tahu entah ada kesempatan untuk pergi kesana.

Ini loh Pantai Batu Nenek desaTemajok Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas


Jadi, itulah sekelumit dari keinginan saya jika sudah sampai di Paloh, Sambas. Dan kesempatan itu, tentu tidak saya sia-siakan, saya banyak mendapatkan pelajaran dari KKL disana. Karena disana orangnya kalo bicara itu beda loh dengan bahasa di Pontianak, setidaknya saya bisa mengerti dan mampu mengucapkan bahasa Sambas. Hehe.  

Yu hu nyampe di Malaysia.


Perlu diketahui juga, saya juga jadi tahu tentang apa itu Saro’an, Zikir Najam, Nandur, bahkan hingga tentang beberapa hal yang berhubungan dengan perangkat desa yang belum saya ketahui.  Pun juga banyak tentang hal-hal yang sangat berharga yang saya ketahui.

Dan dihari pertama, kami juga sempat kebingungan mengatasi cara berbahasa disana. Dan dengan tidak menunggu waktu lama, kami bisa mengerti dan berucap dengan bahasa Sambas. dan selama kurang lebih dari 35 hari kami belajar disana. jadilah kami warga Sambas.
Share: 

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda