Minggu, 10 Januari 2016

Semangat Belajar

Saya begitu tertegun dengan pencapaian di tahun 2015 yang lalu, karena selain bisa berbagi, juga saya dapat membuktikan kepada semua orang bahwa saya bisa melakukannya. Mulanya begitu malu berbicara di depan khalayak ramai, karena belum terbiasa, saya juga tak lancar dalam menuturkan kata demi kata dalam setiap kalimat yang saya ucapkan. Ya, orang bilang, saya bicaranya kurang jelas dan susah dimengerti apa-apa pembicaraan saya tersebut.



Hingga akhirnya setelah mendapati berbagai motivasi. Baik itu dari bacaan buku, teman-teman dan dosen. Hingga seseorang gadis pertama yang saya kagumi, dia juga pernah menginspirasi saya untuk tampil percaya diri di depan umum.

Beruntunglah saat ini bisa duduk di bangku perkuliahan, karena dulu, ketika saat SD, mau ke sekolah saja bukan main susahnya. Karena belum ada jalan, sampanlah menjadi transportasi untuk berangkat ke sekolah. Selain, tidak mudah untuk berpergian sekolah, orang-orang di kampung saya, suka mencemooh anak-anak yang sekolah. Pernah mereka berkata, untuk apa sekolah tinggi, bisa membaca saja sudah bersyukur, sekolah tiada gunanya. Dan inilah yang sempat membuat semangat saya untuk belajar berhenti. Dan banyak teman-teman SD saya yang berhenti sekolah. Karena dulu dikampung kami, orang bersekolah adalah hal yang dianggap tabu, dan dianggap pemalas. Kecuali mereka mau berhenti sekolah dan melaut.

Untuk SMP-nya juga mengalami hal yang sama demikian. Nah, disaat melanjutkan sekolah ke tingkat SMA. Alhamdulillah karena saya sekolahnya di kota Pontianak. Dan lagian pula, semua orang menghargai yang namanya pendidikan. Dari situlah semangat saya untuk belajar menggebu-menggebu.

Lulus SMA dan melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri yang ada di Kota Pontianak. Semula saya memang sangat tidak yakin untuk bisa melanjutkan kuliah, karena selain tidak punya uang, saya juga kebingungan karena waktu itu, belum punya sepeda motor. 

Setelah konsultasi dengan orang tua di kampung. Akhirnya mereka menjual lemari kesayangannya untuk menambah segala biaya pendaftaran kuliah di kampus. Namun apakah itu cukup? Tidak. Dan itu hanya cukup untuk membayar formulir pendaftaran saja.  

Mendaftar di kampus tujuan dan dinyatakan lulus. Kebingungan yang sudah saya duga sebelumnya. Ya, saya berpikir bagaimana caranya untuk mendapatkan uang untuk membayar pendaftaran masuk kuliah. Alhamdulillah ada yang membantu meringankan biaya masuk pertama saya kuliah.

Sejak saat itulah saya bisa merasakan bagaimana duduk di bangku kuliah. Dan orang-orang di kampung saya pun sangat tidak percaya, bahwa saya kuliah. Karena selain orang yang pertama kuliah, di kampung, belumlah ada orang yang bisa dijadikan inspirasi bagi warganya tentang pentingnya pendidikan. Alhamdulillah berkat saya sekolah hingga kuliah, ramai orang-orang di kampung memasukan anaknya ke sekolah hingga kuliah di kota Pontianak.

Sekitar dua tahun kuliah, saya masuk anggota Club Menulis di kampus saya. Disitu, saya banyak belajar, bagaimana menulis, membuat karya tulis ilmiah, menlayout buku. walaupun hingga saat ini belum bisa, tapi akan saya coba dan belajar. Alhamdulillah sudah dua buku pribadi yang saya tulis, dan beberapa buku bersama anggota Club Menulis.

Dari masuk Club Menulis inilah saya banyak mengikuti perlombaan menulis. Baik itu lokal, hingga nasional. Alhamdulillah di tangal 17- 27 Mei 2015 yang lalu juga, saya dikirim ke Palu Sulawesi Tengah, untuk mengikuti lomba Musabaqah Makalah Quran (MMQ) nasional. Dan kemudian, juga di tanggal 7-11 September 2015, saya mendapatkan juara 1 se-Kalbar dalam lomba menulis artkel Kemhan RI. Hingga akhirnya, saya ditunjuk untuk mempresentasikan artikel saya ke jakarta. Dan lagi-lagi saya bisa mendapatkan juara harapan 3 se-Indonesia.

Kesimpulannya. Itulah sekelumit tentang pengalaman mengispirasi saya. Semula memang saya malu dalam berbicara di depan umum. Namun seiring berkembangnya waktu, saya bisa pede di depan orang banyak. Dengan saya sekolah dan kuliah, ramai orang-orang di kampung saya untuk menyekolahkan anaknya ke kota. Dengan saya menulis dan memenangkan lomba, orang tua di kampung begitu terharu melihat pencapaian saya kali ini. 





Share: 

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda