Minggu, 06 Maret 2016

Bincang Bersama Penulis Novel 180*

Bincang dan berbagi Novel 180* Karya Muhammad Cevi Abdulllah (35 thn) dan Norca M. Massadi (61 thn). Saya pertama kali info tentang kedatangan kedua penulis novel ini dari salah satu akun FB nya Kak Ninda (25). Kak Ninda sekaligus pemandu acara ini. Sekitar seminggu sebelum acaranya. Saya penasaran saja, seperti apa dan bagaimana acaranya nanti. Akhirnya saya mengomentari dan memutuskan untuk ikut pada acara ini.




Tepatnya di Rumah Radakng Pontianak pada jam 14:30 WIB acaranya dimulai. Banyak yang antusias yang mengikutinya, terutama teman-teman yang bersuku Tionghoa. Iya, mereka begitu semangat dan antusias dalam mengikutinya. Untuk saya sendiri, sebagai anak yang pintar, saya memutuskan untuk duduk di depan pada barisan kursi kedua. Atau dalam istilah sholatnya, di shaaf kedua dan disamping saya ada teman. Sumama.

Acara pertama kali dimulai dengan penampilan seorang pakar Monolog. Bapak Herman. Ah, ini adalah pertama kalinya saya melihat monolog secara langsung. Saya juga “baru” tahu ternyata monolog itu adalah membaca buku di depan khalayak ramai (panggung).

Lalu kemudian kami para peserta disuguhkan untuk menonton video launching novel kedua penulis ini di berbagai kota di Indonesia dan cuplikan film yang dibuat oleh Muhammad Cevi Abdulllah. Sepertinya dia sangat berbakat pada bidang seni. Iya, emang dia waktu masih kuliah aktif di kegiatan mahasiswa pada seni teater. Makanya buat kawan-kawan, mumpung masih kuliah, manfaatkanlah masa-masa kuliah kita. Kata Mas Cevi.

Selain menjadi pengusaha yang sukses dan memiliki aset triliunan rupiah, Mas Muhammad Cevi Abdulllah ini sempat-sempatnya berbagi pengalaman hidupnya melalui novel yang ditulisnya. Sebenarnya sudah lama dia mau menulis novel ini, tapi terkendala kemampuannya dalam menulis. Dia beberapa kali mengajak para penulis, untuk bergabung dalam kepenulisan novel ini, tapi lagi-lagi karena memiliki persepsi  yang berbeda, akhirnya tidak jadi juga. Dan sampai pada akhirnya dia menemukan seorang penulis profesional Bapak Norca M. Massaid (61 Thn) yang sangat berpengalaman dalam dunia kepenulisan. Pertama dia diminta untuk menulis dua bab dulu, setelah dibacanya, akhirnya mereka berdua memiliki latar belakang masa kecil yang sama. Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk menulis novel 180* ini, judulnya 180 derajat.

Kenapa mereka beri judul 180 derajat? Karena kalo ingin melakukan sesuatu jangan setengah-setengah lakukanlah dengan sungguh-sungguh sampai kita bisa meraih segala apa yang diinginkan. Mereka berdua juga memberikan pesan. Novel yang memiliki toko yang bernama Tora ini, sangat bagus untuk dibaca oleh seluruh kalangan. 

Ini novel perjuangan seorang yang bernama Tora, bagaimana dia bisa meraih segala impian dan ambisi besarnya. Karena Tora selalu mempunyai prinsip, sederhana dalam berprilaku dan berbahasa dan jika ingin melakukan sesuatu, lakukan dengan sebaik-baiknya. Hidup harus punya mimpi dan ambisi yang besar. Dan nasib kita, bukan orang lain yg menentukan, tapi kitalah sendiri. 

Tora ingin dimengerti. Mengerti bahwa ia ingin berbagi sesama. Tora berjuang dengan semaksimal mungkin, hingga mendapati apa yang diinginkannya. Seteleh sukses, Tora ingat masa-masa susahnya dulu. Bahwa untuk mendapatkan yang lebih harus melakukan yang lebih pula. Jika kita dapat uang seribu rupiah syukuri aja begitu juga sebaliknya jika dapat uang puluhan milir syukuri juga. Sosok Tora ini menggambarkan sosok orang yang ingin berubah menjadi 180 derajat, yang berusaha dari nol hingga menemukan segala kesuksesan yang nyata. Mereka berdua juga memesankan jadilah raja di kampung sendiri. Kenapa harus menjadi raja di kampung sendiri? Karena semua orang jika udah kuliah tinggo-tinggi sudah tidak mau lagi membangun kampungnya. Mereka hampir semua ke kota, maka dari itu, kita setidaknya dapat memajukan tempat kelahiran kita.

Acara ini juga semua peserta mendapatkan buku novel secara gratis dan berkesempatan berfoto bersama kedua penulis. Tapi sedihnya lagi saya tidak mendapatkan novelnya, karena saya pulangnya cepat. Semoga aja saya bisa mendapatkan bukunya. Soalnya pengen banget bacanya.

Share: 

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda