Belajar FIlsafat

Hampir tiap dua pekan sekali, saya selalu menyempatkan diri untuk berkunjung ke Perpustakaan Daerah Kalbar. Biasa, soal batas lamanya untuk mengembalikan buku yang dipinjam itu selama 14 hari.  Alhamdulillah saya selalu tepat waktu datang kesini.

Beragam buku ada disini. Agama, Filsafat, Ekonomi, Sains dan yang tak kalah pentingnya itu ada ruang referensi yang selalu up date menyediakan majalah, koran baik yang lokal hingga berskala nasional pun ada. Syukurlah walaupun sedikit jauh dari Pulau Jawa, tetap juga bisa membaca majalah dan koran di daerah saya.

Dengan dibukanya sejak jam setengah delapan pagi sampai jam sepuluh malam, banyak masyarakat yang bisa datang ke perpustakaan. Bila kita kerjanya siang, maka malam pun bisa gunakan waktu untuk datang, begitupun sebaliknya.

Saya kerja di malam hari, sore sebelum berangkat kerja saya sempatkan untuk datang. Lumayan, setidaknya membaca untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan saya. Pagi biasanya saya akan konsultasi skripsi (eits mahasiswa abadi bicara skripsi), tak apalah walaupun sayanya memang telat lulus, tapi semangat untuk meraih gelar sarjana tak kan pudar. Meskipun saya masih was-was untuk cari uang tambahan buat sidang skripsi dan wisuda ini. Semoga minggu-minggu ini ada rejeki nomplok yang bisa saya gunakan buat bayar sidang skripsi dan wisuda, amin.

Perpustakaan itu membawa cerita. Disitulah saya banyak mengenal orang-orang hebat yang pernah saya kenal lewat dari membaca. Dengan membaca, sikap toleransi beragama saya semakin kuat. Perasaan rasis itu sirna, tak kalah mana saya sedang membaca buku yang entah apa judulnya, lupa sudah.

Kalo boleh kalian tahu, buku-buku apa saja yang suka saya baca. Buku yang saya suka adalah filsafat, tapi bukan buku teks yang serius. Saya sukanya buku-buku motivasi, tapi sedikit mengandung filsafat. Buku agama, jelas sekali bukan buku tips-tips masuk surga. Buku agama yang saya suka itu buku yang sedikit ada mengandung filsafatnya. Intinya, saya saat ini lagi suka buku-buku yang bertema filsafat.

Kenapa saya suka baca buku-buku yang bertema filsafat? Menurut dosen filsafat saya, dengan belajar filsafat, orang akan bijak dalam menyikapi hidup. Orang akan bijak dalam memahami perbedaan. Tidak menyalahkan orang lain, tetap optimis.

Berbicara tentang filsafat, itu tak lepas dari masa-masa kuliah saya dulu. Pengalaman belajar beberapa makul filsafat, membuat saya kagum akan keindahan bahasa yang disampaikan sang dosen. Saya seolah terhipnotis dengan perkataan dosen. Seolah saya berada di dalam cerita yang disampaikan oleh sang dosen. 

Apalah artinya memahami ilmu filsafat bila tak cukup terampil dalam menyampaikan kepada orang lain. Tentu orang akan menuduh yang tidak-tidak dengan ilmu filsafat ini. Ada yang berkata haram, sesat, belajar filsafat membuat orang jadi gila dan lain sebagainya.

Intinya ada orang yang benar-benar takut untuk belajar filsafat ini. Tapi itu hanya sebagian kecil saja. Buktinya ada juga orang yang mau membaca tulisan saya ini. Tulisan ini bukan tentang filsafat atau mengajak yang membaca filsafat. Tulisan ini saya tulis untuk mengabadikan pengalaman saya selama belajar ilmu filsafat, sewaktu masih kuliah dulu. Indahnya belajar filsafat, andaikan waktu bisa berputar kembali, pasti saya tak kan sia-siakan kesempatan untuk belajar dengan tekun dan serius di almamater saya.

Sebuah kampus Islam Negeri pertama di Kalbar, IAIN Pontianak. Banyak cerita yang gak bakal habis untuk diceritakan. Baik tentang belajar filsafat, hingga belajar filsafat keuangan. Eh, tentang cara mengatur keuangan. Anak mandiri harus kuat belajar sambil kerja serta organisasi harus tetap sejalan. Semoga hasilnya kian optimal.